Feeds:
Posts
Comments

Archive for July, 2010

Netral

Sudah lama sekali aku tidak menulis untuk diriku sendiri. Banyak cerita, banyak kisah, banyak pelajaran yang aku dapatkan dalam bulan-bulan terakhir ini, tapi ‘waktu’ untuk menulis buat diri sendiri ini yang mungkin kurang. Karena segala sesuatu berdasarkan prioritas, ada hal yang lebih penting yang membutuhkan waktu dan perhatian lebih banyak ketimbang menulis buat diri sendiri. Saat ini, saat kantuk tidak juga datang, entah karena terlalu lelah ataukah karena jam tidur yang sudah lewat, ini menjadi kesempatan yang bagus untuk dilewatkan begitu saja, ini adalah waktu untuk menulis bagi diriku sendiri.

Tak banyak yang akan aku tulis, hanya satu hal yang terlalu sayang untuk aku lewatkan. Sebuah pengalaman yang sangat berharga di dalam hidupku. Kurang lebih tiga minggu yang lalu, aku baru mengalami sendiri apa yang seringkali disebutkan orang, bahwa kondisi itu ‘netral’ adanya, untuk itu kitapun harus bisa menyikapinya secara ‘netral’ tanpa melibatkan persepsi apapun.

Jumat sore sehabis hujan, sudah pasti membuat kemacetan di Jakarta. Berencana pulang ke rumah, dengan tas berisi laptop yang cukup berat, membuat aku memutuskan mencari bus dimana aku bisa mendapatkan tempat duduk, mengingat perjalanan yang cukup jauh dari kantor sampai ke Grogol sebelum dilanjutkan lagi ke rumah. Mulanya aku merasa cukup beruntung mendapatkan bus yang tidak penuh sehingga bisa mendapat duduk, namun sayangnya baru berjalan tak berapa jauh, seluruh penumpang bus malah dipindahkan ke bus sebelah yang lebih padat penumpang, jelas aku tidak akan mendapatkan tempat duduk. Mengingat perjalanan cukup jauh, dan tas yang cukup berat, kuputuskan untuk menunggu bus lainnya lagi.

Sayangnya jalanan justru bertambah macet, dan tidak ada satupun bus kosong berikutnya yang melintas di depanku. Menunggu hampir 10 menit, kuputuskan berjalan kaki menuju perempatan yang jaraknya lumayan jauh, di tengah gerimis yang masih mengguyur kota Jakarta sore itu. Perlahan, aku melangkahkan kaki, menyusuri trotoar, dengan ditemani hujan gerimis kecil. Bukannya aku tidak membawa payung saat itu, tetapi kadangkala aku ingin menikmati tetesan air hujan yang turun membasahi tubuhku, melarutkan segala permasalahan dan kegundahan hatiku. Namun saat itu bukan hal tersebut yang membuat aku tidak membuka payung, tetapi karena berjalan di trotoar dengan membawa tas yang cukup besar dan berat, sangatlah sulit bila harus ditambah dengan memegang payung.

Menyusuri trotoar yang tidak rata dan cukup licin sehabis hujan, membutuhkan konsentrasi dan kesadaran penuh agar tidak terpeleset. Saat itulah, pada moment itu aku menyadari bahwa aku berada pada kondisi ‘sadar’ dan ‘apa adanya’. Sama sekali aku tidak merasakan kesal dengan apa yang menimpaku, dan menyadari aku berada pada kondisi ‘sadar’ pun tidak membuat aku bergembira. Yah saat itu aku hanya merasa ‘netral’ dalam menyikapi kondisi yang tengah aku alami. Bukannya tanpa rasa, sungguh sangat sukar dilukiskan, tapi moment itu begitu menenangkan. Saat aku melangkahkan kakiku dengan kesadaran penuh, dengan gerimis yang membasahi tubuhku, di tengah deru kendaraan yang begitu berisiknya di sebelah kananku, aku tetap berjalan dengan tenang.

Malam itu aku mencoba melihat kembali apa yang sudah aku alami pada sore itu. Ada perasaan tidak percaya dan sedikit takjub, bahwa aku bisa bersikap demikian. Sesungguhnya aku bukan orang yang sabar, dan biasa aku bereaksi dengan cepat atas kondisi yang menurutku tidak mengenakkan. Untuk itulah malam itu aku merasa sangat bersyukur atas aku hari ini, yang sudah mengalami perubahan yang begitu besar menurutku sendiri. Aku yang dulu tidak akan mungkin mengalami moment yang begitu berharga tersebut. Aku yang dulu sudah pasti ‘bereaksi’ atas kondisi tidak menyenangkan tersebut yang pada akhirnya malah sering merugikan diriku sendiri.

Sekeras apapun orang bisa berubah, karena yang terkondisi di dunia ini tidaklah kekal adanya. Setiap orang bisa berubah, asalkan ia sendiri mau berubah. Sesungguhnya bisa menyikapi segala sesuatu dengan ‘netral’ bukanlah perkara mudah, kadangkala hal kecil justru menyebabkan terjadinya gejolak dalam batin kita dan tak sedikit yang berakhir dengan perselisihan. Sebuah moment yang sangat berarti, semoga bisa terulang dan terus kupertahankan, agar aku senantiasa ‘sadar’ di dalam jalan yang sudah kupilih dan tengah aku jalani… sadhu sadhu sadhu.


Jakarta, 26 July 2010

~Jen~

Read Full Post »