Feeds:
Posts
Comments

Archive for July, 2008

Is it love?

Aku tidak pernah tau apakah yang kurasakan terhadapmu ini cinta? Ataukah hanya sekedar kekaguman semata? Atau bahkan hanya rasa penasaran yang tersisa?

Sudah kucoba untuk melupakanmu dan menemukan yang lain, tapi rasanya begitu sulit…. tadi saat seorang teman menyinggung soal kamu, rasanya ada yang mengusik hatiku.

Aku ingin melupakanmu, ingin sekali, karena aku tak ingin hidup dalam harapan yang kutau sulit untuk terwujud. Tapi itu tidaklah mudah, walau lidahku sudah mengucap untuk belajar melupakanmu, tapi masih saja terbersit sedikit harap di hati ini….

Aku hanya ingin melangkah maju dan terlepas dari jeratmu tapi kenapa begitu sulit….

Read Full Post »

Kepuasan

Lega rasanya setelah hampir seminggu sibuk berkutat dengan presentasi yang membuat stress akhirnya semua selesai hari ini.

Hari ini aku menyadari satu hal lagi, hal yang seringkali disadari dan tidak disadari oleh orang banyak. Manusia seringkali diperbudak oleh materi, ukuran kepuasan seseorang seringkali diukur dengan besarnya materi yang bisa diperoleh. Uang tepatnya, apakah sebegitu hebatnya? Ini bukan masalah pembenaran karena aku tidak memenangkan kompetisi berhadiah uang itu, tapi lebih dari itu sebenarnya apalah artinya menang dan kalah, aku tidak pernah perduli. Bagiku waktu kata pujian ‘it’s very good’ itu terlontar dari mulut orang nomor satu dan itu ditujukan kepadaku, itu lebih dari segalanya.

Dari dulu uang bukanlah ukuran kebahagiaanku, tak kupungkiri, ya aku memang butuh uang tapi aku tidak pernah mau diperbudak oleh uang. Bekerja bagiku bukan semata untuk mencari uang ataupun materi. Kadangkala aku merasa sudah cukup apabila bisa menikmati apa yang aku kerjakan, bahkan kadangkala hanya dengan sedikit kata penghargaan dari atasan ataupun rekan kerjaku. Ya hanya itu saja. Tapi aku menyadari ukuran kepuasan masing-masing orang berbeda. Entahlah kadangkala hal ini membuatku merasa menjadi orang yang sangat idealis.

Tapi aku ingat sekali, saat akan resign dari perusahaan tempatku bekerja sebelum ini, dimana aku kerap berhubungan dengan customerku: salah satu badan PBB, sedikit kata-kata perpisahan yang diucapkan mereka, yang mungkin hanya sekedar basa-basi, tapi bagiku itu adalah penghargaan setinggi-tingginya. Dan itu yang membuatku merasa berat harus berpisah dengan mereka. Lucunya, dulu aku merasa mereka sangat menyebalkan sekali. Rasanya kesal harus melepaskan impianku menjadi seorang marketer dan harus berurusan dengan mereka kumpulan orang menyebalkan yang sangat demanding. Tapi kenyataannya pada akhirnya justru mereka yang membuatku berat meninggalkan perusahaan itu. Dengan segala masalah yang sudah kualami bersama mereka, yang akhirnya membuat kami saling mengerti satu sama lain dan aku merasakan mereka jauh lebih menghargaiku dibandingkan perusahaan yang menggajiku, rasanya berat untuk berpisah dengan orang-orang itu….

Kembali ke masalah ‘kepuasan’, memang sulit mengukur tingkat kepuasan seseorang dan rasanya ini jadi berhubungan dengan yang namanya ‘keterikatan’…. Untuk itulah aku belajar untuk ‘melepaskan’ dan perlahan-lahan mencari titik ‘keseimbangan’ ku sendiri agar bisa merasa ‘puas’ dan bersyukur atas apa yang aku dapatkan hari ini….

Read Full Post »

Hari ini lagi-lagi aku dihadapkan pada pilihan antara Idealisme dan Materi, antara Idealisme dan Ketenangan batin….

Rasanya sulit untuk memilih, kalau kita dihadapkan pada satu hal dan harus mengorbankan hal lainnya…. Tapi aku belajar kadangkala kita tidak bisa mendapatkan semua yang kita inginkan…pada saat itu apa yang kita pilih adalah jalan yang harus kita tempuh. Tak perduli apapun itu yang dipilih, asalkan kita menjalankannya dengan kesungguhan, pasti ada sesuatu yang kita dapatkan.

Kadangkala aku suka bertanya pada diriku sendiri, apa sesungguhnya yang aku cari? Kalau dulu ditanya seperti ini aku akan mengatakan aku ingin melakukan pekerjaan yang aku sukai. Aku ingin berkecimpung dalam dunia marketing consumer goods, inilah idealismeku….

Tapi setelah apa yang aku alami selama ini, setelah langkah mundurku pun ternyata tidak membawaku pada idealisme itu, apakah aku masih harus mengorbankan waktu dan ketenangan yang sudah kudapatkan saat ini?

Merenungi semua apa yang sudah aku alami, memahami semua kesusahan dalam hidup ini, rasanya aku sudah punya jawaban yang pasti untuk pertanyaan itu. Apa yang aku cari dalam hidup ini adalah ‘balance’, kata yang tampaknya sederhana tapi tidak mudah untuk didapatkan.

Mantan bosku pernah membantah dengan mengatakan ‘balance can be everywhere’, ya mungkin apa yang dikatakannya tidak salah. Tapi ‘balance’ untukku mungkin beda untuk dia, ‘Balance’ untukku adalah aku bisa bekerja, punya penghasilan yang cukup, punya waktu untuk keluarga, punya waktu untuk kehidupan spiritualku dan punya cukup waktu dan kesempatan untuk menolong orang lain….

Sederhana, tapi tidak mudah untuk didapatkan….Kadangkala saat idealisme itu muncul, rasanya ingin sekali beralih, tapi godaan materi seolah mengingatkan…. tapi dibalik itu semua ‘balance’ yang selalu ingin ku jaga….

Kalau bicara ‘balance’, pengorbanan yang harus kita lakukan memang berat, seperti ketika Pangeran Siddharta mencari pencerahan hingga menemukan ‘Jalan Tengah’ sebagai ‘obat’ untuk melenyapkan penderitaan….

Terlepas dari penderitaan, selalu ada hikmah yang bisa kita pelajari…. rasanya sulit sekali untuk memilih apalagi menjalankan sesuatu yang tidak kita inginkan, tapi walau bagaimanapun di setiap detik, setiap nafas dan setiap tindakan kita selalu ada sisi lain yang bisa kita pelajari dan mungkin kelak berguna untuk kita….

Teratai

Teratai

Read Full Post »