Feeds:
Posts
Comments

Archive for the ‘It’s all about him’ Category

Melangkah Maju

Dalam hidup ini kita seringkali menerima suatu penolakan dari orang lain. Penolakan dari suatu keinginan ataupun harapan kita. Yang namanya penolakan tentunya menyakitkan, karena kita tidak mendapatkan apa yang kita mau.

Menerima suatu penolakan tidaklah mudah, butuh kebesaran jiwa dan hati yang lapang. Tidak sedikit orang yang menjadi sedih, kecewa, marah dan patah hati karena penolakan. Tetapi ada juga yang pantang menyerah untuk mencoba lagi demi memperjuangkan apa yang mereka mau.

Aku sendiri bukan orang yang bisa dengan mudah menerima penolakan, karena itu biasanya aku tidak memulai sesuatu yang tidak pasti yang mungkin mendatangkan penolakan. Bukan karena aku terlalu sombong, bukan, tapi aku terlalu takut untuk terluka…

Beberapa hari yang lalu, dengan mengumpulkan keberanianku, aku melakukan suatu hal yang sekarang kuyakini sebagai kebodohan. Ini kebodohan yang kedua kalinya yang kulakukan, setelah apa yang kulakukan lebih dari setahun lalu. Kebodohan yang kurang lebih sama, yang membuatku merasa itu bukan aku yang melakukannya…. Entahlah darimana datangnya keberanian itu, keberanian untuk mengungkapkan isi hatiku. Mungkin karena ketakutan dalam hatiku, bahwa ini bukanlah cinta, hanya rasa penasaran belaka, dan aku butuh kepastiannya, ataukah karena aku sudah lelah menunggumu?

Untuk kedua kalinya, dan harusnya sejak yang pertama, kusadari bahwa kenyataan tidaklah seperti yang aku harapkan. Tetapi seolah aku butuh kepastian, untuk memulai langkahku tanpa bayanganmu, dengan berat hati aku melakukannya…. Bukan hal yang mudah buat diriku untuk melakukannya, apalagi harus menerima kenyataannya. Kadangkala ada sedikit sesal di hati, tapi waktu tak bisa diputar kembali, dan aku harus menghadapi kenyataannya saat ini….

Di sisi lain, aku berusaha untuk tidak menyesalinya, karena untuk melangkah maju, mungkin ini adalah rintangan terberat pertama yang harus kuatasi, bagaimana mengubah perasaan ini menjadi cinta yang universal, tanpa keinginan untuk memiliki ataupun rasa sakit hati….

Karenanya tiada yang ketiga, cukup sudah aku belajar dari dua yang lalu. Aku pasti bisa melangkah maju, tanpa bayanganmu. Yang tersisa darimu hanyalah masa lalu, yang indah hanya sebatas untuk dikenang….

Read Full Post »

Dua hari yang lalu, saat sedang berada di mobil jemputan yang mengantarku ke kantor, tiba-tiba saja pencerahan itu muncul. Selama ini aku selalu berpikir untuk belajar melepaskan diri dari ‘keterikatan’, keterikatan yang ternyata baru kusadari hanya sebatas terhadap materi.

Sesaat itu aku merasa ada teguran di dalam hatiku yang mengatakan betapa terikatnya aku. Ya aku ternyata begitu terikat pada perasaanku pada dirinya. Bagiku mungkin mudah untuk tidak terikat pada materi, tapi tidak terhadap ‘perasaan’. Aku baru menyadari betapa hampir 10 tahun ini aku begitu terikat terhadap perasaanku kepadanya.

Ternyata batas ‘kesetiaan’ dan ‘keterikatan’ begitu tipis… sampai-sampai tidak bisa kita sadari. Dengan tameng ‘kesetiaan’ aku terus ‘terikat’ dengan dirinya….

Aku ingin belajar ‘melepaskan’, tidak hanya pada materi semata, tapi justru yang terberat bagiku adalah ‘melepaskan’ dirimu….

Dengan begini harus kukatakan padamu, seseorang yang hampir 10 tahun ini selalu ‘bersamaku’ di dalam ‘pikiran’ ku…. mulai saat ini aku akan ‘melepaskanmu’ semoga dengan ‘melepasmu’ aku bisa membuka lembaran baru dan melanjutkan hidupku sehingga pada akhirnya aku bisa benar-benar menemukan titik ‘keseimbangan’ ku.

Kalau memang masih ada ikatan karma di antara kita, suatu saat akan ada pertemuan itu, dan aku bisa tersenyum sambil berkata, ‘hello, my friend….’

“Seek no intimacy with the beloved and also not with the unloved, for not to see the beloved and to see the unloved, both are painful. Therefore hold nothing dear, for separation from the dear is painful. There are no bonds for those who have nothing beloved or unloved.” (Dhammapada 210 – 211)

Read Full Post »

Is it love?

Aku tidak pernah tau apakah yang kurasakan terhadapmu ini cinta? Ataukah hanya sekedar kekaguman semata? Atau bahkan hanya rasa penasaran yang tersisa?

Sudah kucoba untuk melupakanmu dan menemukan yang lain, tapi rasanya begitu sulit…. tadi saat seorang teman menyinggung soal kamu, rasanya ada yang mengusik hatiku.

Aku ingin melupakanmu, ingin sekali, karena aku tak ingin hidup dalam harapan yang kutau sulit untuk terwujud. Tapi itu tidaklah mudah, walau lidahku sudah mengucap untuk belajar melupakanmu, tapi masih saja terbersit sedikit harap di hati ini….

Aku hanya ingin melangkah maju dan terlepas dari jeratmu tapi kenapa begitu sulit….

Read Full Post »

Pertemuan

Jakarta, 1 Mei 2008

Hari ini tanpa disengaja aku melihatmu lagi… ya kamu…

Aku tidak salah lihat itu pasti kamu…

Kamu yang masih seperti dalam bayanganku… yang masih tetap saja membuat jantungku berdebar….

Kuakui ada harap terselip dalam hatiku, sama seperti dulu saat ingin bertemu denganmu… dan benar aku melihatmu lagi, kali ini di tempat yang tak terduga…

Aku tak tau apa ini ilusi… Tidak!

Aku yakin ini bukan ilusi, ya itu kamu!

Aku tau itu kamu hanya dengan sekali melihatnya, ya itu kamu! Kamu yang selalu kurindukan yang sampai detik ini masih ada dalam hatiku….

Di dunia yang luas ini aku masih bisa bertemu denganmu di tempat yang sama…

Tapi belum cukup keberanianku untuk menyapamu, melihatmu sekali lagi dengan jelas…

Kau duduk di sana dengan senyummu yang masih sama seperti dulu…

ditemani lawan bicara dan segelas kopi….

Seharusnya aku memilih tempat yang sama denganmu tapi langkah teman-temanku membawaku menjauh darimu….

Ya Tuhan, sekali lagi aku ingin bertemu denganmu, berpapasan denganmu dan menyapamu….

Di tempat yang kecil ini, bila dibandingkan dengan luasnya dunia, kenapa begitu sulit untuk dapat bertemu denganmu sekali lagi?

Bertemu untuk meyakinkan perasaanku padamu…? Agar aku dapat meneruskan langkah hidupku?

Read Full Post »