Deru suara mesin tua melaju
Membelah deras hujan menyapu jalan
Bau asap rokok bercampur keringat pekat
Pengap tak memberi sedikit ruang tuk bernafas…
Deras kucuran air mengalir dari celah jendela
Berbaur dengan karat besi tua
Sesekali menerpa bagai tamparan di muka
Gelap seketika! Saat untaian itu menjadi basah,
hingga energi tak tersampaikan menjadi cahaya
Tak banyak yang bicara, karena terasa percuma
S’bab deru mesin dan suara hujan kan menelan mereka…
Diam ku duduk di sudut yang sempit terhimpit
Dengan rasa berkecamuk di dalam dada
Teraduk bersama semrawut suasana
Memunculkan sejuta kata tanya ‘MENGAPA’?
STOP!
Nyaris aku kecopetan!
Bukan! Bukan dompet atau handphone!
Ini lebih berharga dari itu!
Tak kan kubiarkan semua kegilaan ini mencuri harta berhargaku!
Kesadaranku… keyakinanku, hartaku yang tak ternilai!
Ego ku menciptakan semua kegilaan ini
Keangkuhan bak ratu tak terlawan
Justru membuat diri serasa tertawan
Tenggelam di dalam ilusi kelam!
Ini pun akan berlalu… yah… berlalu…
Bersama laju sang waktu, tanpa perlu ku pacu…
Ku hanya perlu sabar menunggu,
sambil berusaha meruntuhkan sang AKU!
Semoga aku mampu….
Jakarta, 26 May 2010
~Jen~
Leave a Reply