Feeds:
Posts
Comments

Archive for February, 2016

Hari terakhir di Philippines, setelah lebih seminggu di negara ini, berpindah dari satu kota ke kota lain, bahkan satu pulau ke pulau lain. Menempuh perjalanan dengan berbagai moda transportasi, mulai dari pesawat, kapal ferry sampai jalan darat selama 6 jam. Dan sekarang mengisi waktu dengan menulis sambil menunggu penerbangan berikutnya ke negara lainnya. Belum, gue masih belum akan kembali ke Indo sampai 10 hari ke depan. Masih ada dua negara lagi yang harus dikunjungi dari perjalanan bisnis kali ini. Capek? Pastinya. Bosen? Kadang-kadang. Kangen rumah dan Indo? Jangan ditanya, terlebih makananya. Hahaha…

Kali ini gue mau cerita tentang kejadian hari ini. Pagi tadi karena sudah hari terakhir, kita menyempatkan mengunjungi Philippines Taoist Temple di Cebu, kota terakhir yang dikunjungi, yang kebetulan tidak jauh letaknya dari hotel tempat menginap. Bangunan kuil di atas bukit yang tinggi, sangat indah dengan tanaman yang asri.

image

Di kuil ini, mungkin seperti kuil Tao ataupun Konghucu lainnya, kita bisa bertanya pada dewa-dewa di sana dengan ciamsi. Tadinya gak ada niatan gue buat tanya-tanya, karena gue lagi merasa gak punya masalah, tapi karena salah satu dari rombongan kita ada yang mau bertanya, akhirnya gue jadi ikutan pengen nanya sesuatu. Yang mau gue tanya bukan hal yang simpel, dan buat gue sebenernya ini penting, walaupun ini bukan sebuah ‘masalah’.

Sama halnya seperti yang gue inget waktu gue masih kecil, di wihara di kota kelahiran gue, untuk bertanya dengan ciamsi ada aturannya. Setelah berdoa, maka harus bertanya dulu pada dewa di sana ‘apakah boleh mengajukan pertanyaan’, karena belum tentu kita diijinkan untuk bertanya. Terakhir kali saat wihara di kota kelahiran gue masih ada bertanya pakai ciamsi (sekarang bertanya pakai ciamsi sudah dihilangkan dari wihara ini), yang gue inget selalu saja gue gak diijinkan bertanya. Dua buah kayu yg bila dikatupkan berbentuk seperti biji kacang itu (gue gak tau namanya) selalu tertelungkup yang menandakan ‘tidak’. Dan itu juga yang terjadi hari ini, dua kayu itu tertelungkup tanda gue tidak diijinkan bertanya. Yah gue juga gak maksa sih, lagian pertanyaan ini, sebenernya sudah beberapa kali gue tanyain ke berbagai sarana bertanya termasuk tarot reader, dan hasilnya? Selalu tidak ada jawaban, atau lebih tepatnya sepertinya gue tidak diijinkan untuk tau jawabannya.

Dan seperti biasa, tidak ada yang namanya kebetulan, pesan yang gue dapat hari ini melalu salah satu applikasi di facebook, seperti sebuah nasihat yang mungkin ingin disampaikan kepada gue oleh Tuhan, para Dewa dan juga alam semesta ini.

image

Tidak perlu lagi gue tulis ulang, pesannya sudah jelas tertulis di gambar di atas. Yah, mungkin gue emang harus ‘berhenti’ bertanya untuk satu hal itu. Gue jadi teringat pesan yang pernah gue terima sebelumnya, cukup jalanilah kehidupan ini dengan tulus, dan gue percaya suatu hari nanti, tidak ada lagi pertanyaan itu. Apapun itu jawabnya, yang harus gue yakini, itulah ‘jalan’ yang harus gue tempuh, baik di kehidupan ini maupun kehidupan-kehidupan gue yang akan datang. Semoga demikianlah adanya, Sadhu!

Manila, 26 February 2016
~Jen~
9.50pm waktu Manila

Read Full Post »