Feeds:
Posts
Comments

Archive for July, 2014

Cinta…

Cinta…
Terlalu banyak pertanyaan tentang cinta yang ada di benakku saat ini. Mulai dari apa itu cinta sesungguhnya? Seperti apa rasanya jatuh cinta? Sampai bagaimana seharusnya kita mencintai? Entah mengapa dari dulu aku tak pernah berpikir untuk hal yang satu ini. Banyak alasan, terlalu banyak alasan mengapa aku sama sekali tidak pernah berpikir tentang cinta. Rasa takut, rasa sakit, dan berjuta rasa lainnya yang bercampur aduk menjadi satu hingga menghambarkan segala rasa yang ada. Dan aku menjalani hidupku selama ini tanpa pernah ingin tahu seperti apa itu cinta, mencinta dan dicinta…

Dulu aku sempat berteori bahwa ada perbedaan antara suka, sayang dan cinta. Mungkin ada banyak orang yang kusukai, entah karena wajahnya yang tampan, hatinya yang baik, atau alasan lain yang membuatku bisa menyukai seseorang, tapi itu hanya sebatas rasa suka terhadap sesuatu yang mungkin dimiliki orang itu. Sementara dari sekian banyak orang yang kusuka, mungkin hanya ada beberapa yang aku sayangi. Aku menyayangi mereka sebagai keluarga, sebagai sahabat, atau sebagai yang lainnya yang aku rasa memiliki ikatan lebih daripada hanya rasa suka. Sementara cinta, menurut teoriku dulu, hanya akan ada satu orang yang aku cintai seumur hidupku ini. Rasanya terdengar terlalu teoritis atau bahkan terlalu idealis. Sebuah pemikiran dari seseorang yang bahkan untuk mencoba mencintaipun enggan…

Dan sekarang, entah mengapa aku merasa “Tuhan” tengah mengajakku untuk memahami apa itu “cinta” yang sesungguhnya. “Tuhan” tengah mengajariku untuk ‘mencintai’ dengan cara-Nya… Caranya yang buatku manusia yang lemah ini menjadi sangat menyakitkan. Karena “Ia” menghadirkan “cinta” ditengah situasi yang menurutku tidak seharusnya. Karena “Ia” mengajariku mencintai orang yang tak sepatutnya kucintai… Walaupun aku mengerti karena “cinta” juga aku belajar “pemaafan”, aku bisa memaafkan orang yang mungkin bersalah padaku, orang yang sepatutnya kubenci.

Saat aku menulis ini aku tengah berada di atas langit yang luas, meskipun belum seluas jagad raya. Dan telinga serta kepala yang mulai panas akibat segelas wine yang disajikan oleh pramugari atas permintaanku. Jantungku sedikit berdebar walau kesadaranku masih belum berkurang sedikitpun. Sensasi ini apakah seperti ini rasanya jatuh cinta? Mengapa terasa lebih menyakitkan daripada bahagia?

Tapi aku paham, ” Tuhan” benar-benar tengah mengajariku ‘cinta’. ‘Cinta’ yang sesungguhnya, yang lebih besar daripada cinta yang memabukkan bak segelas wine. Rasa sakit ini harus kulalui untuk dapat memahami apa itu ‘cinta’ yang sesungguhnya. Karena ‘cinta’ yang diajarkan “Tuhan” adalah abadi dan membebaskan…

“Tuhan” kuatkan aku… Tolong kuatkan aku untuk melalui segala godaan cinta yang egois dan memabukkan ini… dan maafkan aku belum bisa benar-benar memahami ‘cinta’ yang Kau ajarkan padaku…  Namun biarkan aku tetap mencoba belajar memahami ‘cinta’-Mu, karena aku tahu hanya ‘cinta’ yang Kau ajarkanlah yang akan membawaku padaMu. Hanya ‘cinta’ yang sesungguhnya yang akan menyatukan Kau dan aku di dalam keabadian dan pembebasan sejati…

image

Di atas langit Jakarta yang cerah, 16 July 2014
~Jen~
04.58 pm

Read Full Post »