Akhirnya aku bisa mengunjungi Bhutan, negara yang tingkat kebahagiaan penduduknya tinggi. Jika melihat kondisi alamnya, memang sangat indah dan asri. Dari tour guide lokal aku mengetahui bahwa pemerintah tetap menjaga agar 60% dari area haruslah ditanami pepohonan. Tidak heran udara di sini masih sangat segar dan bersih.
Hari pertama aku punya kesempatan mengunjungi Buddha Point atau Buddha Dordenma, sebuah patung Buddha yang sangat besar yang pembangunannya sudah diramalkan untuk menjaga perdamaian di Bhutan.
Bangunan patung ini sangat besar, di dalamnya masih terdapat ribuan patung-patung Buddha kecil dan juga terdapat patung Buddha Vayrocana dan Buddha-Buddha lainnya. Di dalam ruangan aku sempat bernamaskara dan bermeditasi sejenak. Setelah selesai aku berkeliling di halaman luar ruangan.
Entah apakah ini hanya perasaanku ataukah memang ada ‘pesan’ yang ingin disampaikan padaku, tetapi saat berjalan keliling itu aku jadi menangis, dan seolah ada yang berbicara padaku, kenapa aku berpikir bahwa tidak ada gunanya lagi aku hidup? Tulisanku sebelum ini memang berisi perasaanku tentang hidup yang aku jalani saat ini, bagaimana aku merasa bahwa sepertinya sudah tidak ada gunanya lagi aku hidup setelah kepergian kedua orangtuaku. Tapi pesan yang aku terima di Buddha Donderma menyuruhku membuka mataku, merasakan dengan hatiku, bahwa masih banyak yang bisa aku lakukan, di luar sana masih banyak hal indah yang bisa aku rasakan.
Aku menangis saat mendapat pesan itu, walau singkat, tetapi menguatkan dan menenangkan. Hidup ini tidak hanya sekedar hutang piutang. Dalam perjalanan kali ini aku bertemu orang-orang baru, merasakan cinta kasih dari mereka, dan sebaliknya juga bisa berbagi kasih dengan mereka. Jika hanya didasarkan pada hutang piutang, mungkin kita hanya jadi berhitung, tapi hidup seharusnya tidak seperti itu. Cinta yang aku miliki, berkah yang ada dalam diriku, seyogyanya kupergunakan dengan baik, agar bisa menuntunku pada jalan pembebasan sejati.
Thimphu, Bhutan, 5 June 2019
~Jen~
05.21 am waktu Bhutan
Leave a Reply