Dua hari yang lalu, saat sedang berada di mobil jemputan yang mengantarku ke kantor, tiba-tiba saja pencerahan itu muncul. Selama ini aku selalu berpikir untuk belajar melepaskan diri dari ‘keterikatan’, keterikatan yang ternyata baru kusadari hanya sebatas terhadap materi.
Sesaat itu aku merasa ada teguran di dalam hatiku yang mengatakan betapa terikatnya aku. Ya aku ternyata begitu terikat pada perasaanku pada dirinya. Bagiku mungkin mudah untuk tidak terikat pada materi, tapi tidak terhadap ‘perasaan’. Aku baru menyadari betapa hampir 10 tahun ini aku begitu terikat terhadap perasaanku kepadanya.
Ternyata batas ‘kesetiaan’ dan ‘keterikatan’ begitu tipis… sampai-sampai tidak bisa kita sadari. Dengan tameng ‘kesetiaan’ aku terus ‘terikat’ dengan dirinya….
Aku ingin belajar ‘melepaskan’, tidak hanya pada materi semata, tapi justru yang terberat bagiku adalah ‘melepaskan’ dirimu….
Dengan begini harus kukatakan padamu, seseorang yang hampir 10 tahun ini selalu ‘bersamaku’ di dalam ‘pikiran’ ku…. mulai saat ini aku akan ‘melepaskanmu’ semoga dengan ‘melepasmu’ aku bisa membuka lembaran baru dan melanjutkan hidupku sehingga pada akhirnya aku bisa benar-benar menemukan titik ‘keseimbangan’ ku.
Kalau memang masih ada ikatan karma di antara kita, suatu saat akan ada pertemuan itu, dan aku bisa tersenyum sambil berkata, ‘hello, my friend….’
“Seek no intimacy with the beloved and also not with the unloved, for not to see the beloved and to see the unloved, both are painful. Therefore hold nothing dear, for separation from the dear is painful. There are no bonds for those who have nothing beloved or unloved.” (Dhammapada 210 – 211)
Leave a Reply