Kalau mendengar kata ‘jodoh’ apa yang ada dalam pikiranmu? Sebagian besar orang akan bicara mengenai pasangan hidup, ya tidak salah, tapi juga tidak sepenuhnya benar. Beberapa hal membuatku berpikir mengenai makna ‘jodoh’ lebih dalam.
Kita mungkin pernah dengar dalam konteks mencari pekerjaan, seseorang tidak diterima di suatu perusahaan untuk pekerjaan tertentu, dan ada yang mengatakan ‘belum jodoh’. Lain lagi saat aku sedang mencari rumah, semula sudah ada 1 rumah yang aku, kakak dan adikku suka, tapi akhirnya rumah tersebut sudah keburu dibeli orang lain. Akhirnya kami hanya bisa berkata ‘ya mungkin belum jodoh, karena cari rumah juga jodoh-jodohan’. Yang paling meninggalkan kesan adalah saat aku menonton drama “Seputih Cahaya Rembulan” dalam salah satu episode-nya A Cua terpaksa harus berjanji kepada ibu mertua-nya untuk tidak menjadi Bhiksuni, dan ia akhirnya dengan berbesar hati menerima itu dengan mengatakan kurang lebih seperti ini: “Mungkin dalam kehidupan ini aku belum berjodoh untuk menjadi seorang Bhiksuni.”
Dari contoh-contoh itu jelas makna ‘jodoh’ sangat luas sekali, tidak terbatas pada masalah hubungan antar manusia tapi juga dengan kejadian ataupun hal-hal di luar itu. Sebenarnya buatku makna dari kata ‘jodoh’ lebih pada ikatan karma. Pada kehidupan ini aku berjodoh dengan kedua orang tuaku, kakak-adikku dan saudara-saudaraku sehingga kami bisa menjadi keluarga. Dalam kehidupan ini aku berjodoh bertemu dengan sahabat-sahabatku. Semua itu erat kaitannya dengan karma masa laluku tentunya. Tapi ‘jodoh’ ini sendiri kusadari punya batas waktu. Tadi pagi aku berusaha mengingat-ingat berapa banyak teman lamaku yang sudah sama sekali tidak pernah berhubungan denganku, baik yang sudah pernah bertemu atau bahkan belum pernah sama sekali. Lucu ya, belum pernah bertemu sama sekali tapi bisa disebut berjodoh? Ya aku merasa berjodoh, karena sebagian dari mereka bisa membawa perubahan untuk diriku.
Aku jadi teringat seorang teman lama yang kutemui di dunia maya. Kami bisa begitu akrab walaupun tidak pernah bertatap muka secara langsung terlebih jarak yang jauh, dia di Australia sementara aku di Jakarta. Waktu itu masa-masa sulit dalam hidupku, kehilangan, sakit hati, semua masalah yang kualami bisa kubagi dengannya. Aku baru menyadari mungkin kalau dulu aku tidak punya sahabat sepertinya yang bisa memberiku semangat untuk terus berjuang, menghiburku saat kesusahan, aku belum tentu bisa jadi seperti sekarang ini. Itulah gunanya seorang sahabat, sahabat yang bisa dengan tiba-tiba hadir dalam hidupku karena ‘jodoh’. Sayangnya kami sampai sekarang tidak pernah bertemu, anehnya aku malah sudah pernah bertemu dengan istrinya. Mungkin belum ‘jodoh’ aku bertemu dengannya. Sejak tahun 2004 malah kami tidak pernah lagi berhubungan… sayang sebenarnya, seorang sahabat yang baik yang sempat memberikan warna dalam hidupku yang meninggalkan jejak dalam hatiku…. Sempat terpikir untuk menghubunginya kembali tapi entah kenapa sampai detik ini belum kulakukan, apalagi waktu berlalu sudah begitu lama, kadangkala aku berpikir apakah ia masih mengingat diriku? Bisa jadi tidak, padahal waktu itu walaupun terpisah jarak jauh, aku merasa sangat dekat…. ya mungkin ‘jodoh’ kita sebagai sahabat memang hanya sebatas itu….
Ada lagi seorang teman, kami bertemu waktu kuliah, beberapa kesamaan membuatku merasa cocok dengannya. Beberapa teman sempat menuduhkan aku jatuh cinta padanya. Tapi entah kenapa aku bisa mengatakan ‘tidak’. Bagiku dia lebih dari sekedar sahabat, kakak dan orang yang aku kagumi. Aku tau begitupun dengan dirinya, baginya aku juga hanya seorang sahabat. Dengan segala kekurangan dirinya yang aku tau, aku bisa menerima dia apa adanya sebagai sahabat yang menjadikan kami begitu dekat sebatas kesamaan hobby. Berbeda dengan sahabatku sebelumnya dimana aku bisa menumpahkan segala isi hatiku, masalahku, untuk sahabatku yang ini aku tidak ingin membagi itu semua dengannya. Cukup kami berbagi hobby dan kesukaan yang sama. Dan aku menangis untuk sahabatku yang satu ini, saat aku menyadari kami telah menjadi begitu jauh karena kesibukan masing-masing. Padahal untuk sahabat yang pertama dimana aku berbagi lebih banyak hal, saat kami tidak lagi berhubungan aku tidak terlalu merasa kehilangan…. Entahlah apakah ini ada kaitannya dengan ‘jodoh’? Mungkin karena rasa sayangku pada sahabatku yang kedua lebih besar daripada pada sahabatku yang pertama? Aku tidak tau….
Masih banyak lagi sahabat-sahabatku yang telah datang dengan sendirinya karena ‘jodoh’ dan sekarang sudah tak pernah lagi berhubungan denganku yang mungkin juga karena ‘jodoh’ yang sudah berakhir? Tapi yang pasti semua sedikit banyak telah meninggalkan bekas di hatiku….
‘Jodoh’ yang paling kurasakan adalah saat harus kehilangan orang yang aku sayangi. Sampai sekarang masih sering aku menyesali kenapa ‘waktu’ datang begitu cepat, ‘waktu’ bagiku untuk mengakhiri ‘jodoh’ ku dengan papi di kehidupan ini…. Kadangkala aku masih berharap papi bisa ada di tengah-tengah kami saat ini. Tapi kembali lagi, ‘jodoh’ atau ‘ikatan karma’ antara papi dan kami sudah harus berakhir, mau tidak mau aku harus menerimanya dengan berbesar hati…. Semoga di kehidupan yang akan datang kita masih bisa berjodoh sehingga aku bisa membalas budi kepada papi yang mungkin tidak sempat kulakukan di kehidupan sekarang.
Jadi apalah artinya ‘jodoh’? Ada pertemuan dalam satu kesempatan, dan ada perpisahan saat ikatan berakhir….
“Dedicated to my old friend Danny Wirawan (wherever you are), although we’d never met each other but you mean so much to me…. Thanks for being such friend during my difficult times…. “
Leave a Reply