Sampai kemarin siang aku masih berpikir kata-kata papi mengenai dalam hidup ini yang penting kita tidak melukai orang lain dan kita berbuat baik itu sudah cukup, adalah benar. Bahkan akhir tahun 2008 pun aku masih mendengar ceramah yang menguatkan statement itu, dengan cukup menjadi baik (be good), surga sudah ada dalam genggaman kita. Kalau demikian hal nya bukankah papi seharusnya sudah terlahir di surga? Dengan penilaian yang cukup objective bahwa papi adalah seorang yang baik? Tetapi sayangnya, menjadi baik saja tidaklah cukup bahkan hanya untuk bisa terlahir sebagai manusia lagi, apalagi terlahir di surga!
Sebagai anak mengetahui papi harus terlahir di alam yang sengsara, pastilah aku bersedih. Pertanyaanku selama ini terjawab sudah, ‘bahagiakah papi?’, ternyata jawabnya TIDAK! Jawaban ini sudah sejak lama kuketahui dari mimpiku, saat aku melihat wajah sedih papi saat itu. Dan hari ini aku sangat bersyukur atas karma baik yang membuatku bisa mengetahui dengan pasti kalau papi memang sudah terlahir di alam yang menyedihkan, entah alam apa itu pastinya, mulut kecil itu tidak sampai hati menyampaikannya padaku, tetapi dengan begitu aku jadi bisa berusaha untuk menolong papi ‘melewatinya’….
Mungkin ini hanya dugaanku saja, tapi tingkat keyakinanku 90%, bahwa penyebab papi terlahir di alam sengsara adalah karena rasa tidak bisa menerima. Papi meninggal juga bukan karena sakit yang berat tapi lebih kepada sakit pikiran. Sakit pikiran yang timbul karena tidak bisa menerima keadaan yang selalu berubah, sakit pikiran karena penyesalan atas harapan yang tidak terkabulkan. Sekali lagi aku menyesal karena saat itu pemahamanku tentang dharma juga belum cukup sehingga aku tidak bisa mengajarkan kepada papi bahwa ada yang namanya ‘dukkha’ dan ‘anicca’.
Pada akhirnya dengan mengetahui hal ini juga aku jadi disadarkan, ternyata hanya dengan label ‘orang baik’ saja tidak bisa menjamin kita bisa lahir lagi menjadi manusia. Kita harus kembali pada empat kebenaran mulia yang sudah ditemukan oleh Sang Buddha:
” Hidup ini adalah penderitaan,
Adanya sebab dari penderitaan,
Adanya akhir dari penderitaan (bisa diakhiri),
Dan cara mengakhiri penderitaan dengan jalan mulia berfaktor delapan.”
That’s why, just being good is not enough!
Semoga tulisan ini bisa membawa manfaat yang baik bagi orang-orang yang membacanya, dan karma baik yang kuperoleh bisa melimpah pada papi supaya bisa terbebas dari penderitaan….
Semoga sekali lagi kita bisa berjodoh sebagai ayah dan anak seperti di kehidupan sekarang dan di kehidupan yang lalu….
Leave a Reply