Belajar buat sebagian orang merupakan hal yang mudah, tapi mungkin bagi sebagian besar lainnya adalah hal yang sulit. Ada orang-orang yang sangat suka sekali belajar, tapi sebagian ada yang malas, dan beberapa lainnya mungkin tergantung pada apa yang harus dipelajari. Aku termasuk orang yang suka belajar, tapi aku bukan seorang kutu buku, aku suka belajar apapun dari pengalaman hidupku sehari-hari.
Sewaktu aku naik taxi aku belajar jalan-jalan pintas yang dilalui oleh supir taxi sehingga di lain waktu saat aku bepergian sendiri ataupun masih dengan taxi, aku sudah tau jalan-jalan itu yang mungkin bisa menghindari kemacetan. Sewaktu aku kecil, aku belajar cara berdagang dari papi, bukan dengan pengajaran langsung, tapi dengan memperhatikan bagaimana papi berdagang di toko. Begitu pula saat aku bekerja, aku belajar untuk mencintai pekerjaanku dan menekuninya…
Dari semua yang aku pelajari, buatku belajar dari suatu kesalahan ataupun kegagalan adalah yang paling penting. Tidak bisa kupungkiri, kadangkala aku berpikir seharusnya aku bisa menghindari kesalahan ataupun kegagalan itu, tapi aku tidak pernah menyesal, aku bersyukur justru dengan kesalahan/kegagalan itu aku bisa belajar dan menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Aku pernah melakukan kesalahan dan mengalami kegagalan tentunya, dan aku menyesalinya, lalu aku belajar untuk tidak mengulanginya lagi.
Tapi belajar dari kesalahan ataupun kegagalan tidaklah mudah, dan ternyata juga tidak semua orang bisa cepat belajar ataupun bahkan mau sedikit saja belajar. Untuk bisa belajar dari kesalahan/kegagalan, kita harus lebih dahulu bisa menerima kesalahan/kegagalan itu dengan mengakuinya. Selain mengakui kita juga harus menyingkirkan perasaan bersalah dan menyesal. Kita perlu menyesal tapi bukan berlarut-larut. Point nya adalah ”what’s next?”
Belakangan ini aku baru menyadari, ternyata tidak semua orang dengan mudah bisa belajar dari kesalahan atau kegagalannya. Sebagian dikarenakan kesombongan diri, merasa ”nothings wrong with me”, sebagian lagi mungkin karena ’kebodohan batin’: tidak bisa melihat sesuatu secara bijaksana. Kadangkala kita harus melihat segala sesuatu dari sisi yang berbeda. Aku seringkali melakukan hal ini, bukan untuk menjadi beda dengan pendapat orang kebanyakan, tapi lebih kepada melihat secara adil, memposisikan diri kita pada situasi itu, karena kadangkala berbicara itu mudah, tapi untuk melaksanakan ataupun mengalaminya sendiri, itu yang sulit.
Biar bagaimanapun kita tidak pernah bisa memaksa seseorang untuk belajar. Proses belajar akan maksimal bila datangnya dari dalam diri masing-masing orang. Orang lain hanya bisa membantu untuk mengarahkan, mendukung, tapi tetap yang terpenting adalah si pelaku utama, yaitu orang itu sendiri.
Untuk itulah aku harus mengingatkan diriku lagi, bahwa kita tidak pernah bisa memaksa orang lain untuk belajar, karena tidak semua orang bisa belajar, bahkan sekalipun dengan pengalaman pahit yang mendatangkan penyesalan seumur hidup. Di sini aku hanya ingin menyampaikan pada semua, jangan pernah malas belajar, terutama dari kesalahan atau kegagalanmu, karena yang terpenting bukanlah suatu keberhasilan tapi bagaimana kamu bisa bangkit dari kegagalan dan memperbaiki kesalahan serta menemukan kebenaran.
Leave a Reply