Semua dari kita sudah akrab dengan kata ‘memberi’ dan saya percaya pasti semua orang pernah melakukannya walau sekecil apapun dan atas dasar apapun. Memberi mengandung makna yang luas, memberi tidak hanya terbatas pada materi saja, perhatian, dan nasehat, juga merupakan bentuk-bentuk pemberian. Di dalam ajaran Buddha, kita mengenal sepuluh parami, dan memberi (dana) berada di urutan pertama, karena memberi dengan kemurahan hati merupakan dasar dari kebajikan lainnya.
Memberi sudah seharusnya membawa manfaat bagi si penerima kebaikan, mereka akan merasa dihargai, merasa berbahagia, merasa dicintai dan berbagai manfaat lainnya. Tetapi sebenarnya selain membawa manfaat bagi si penerima, memberi justru membawa manfaat yang lebih besar bagi si pemberi. Mengapa bisa dikatakan demikian? Dengan memberi secara tulus, seseorang akan merasakan kedamaian, kebahagiaan, dan perasaan yang membebaskan.
Beberapa waktu yang lalu, seorang teman lama membutuhkan tempat untuk bicara, tempat untuk berkeluh kesah dan meminta sedikit masukan. Menyadari kalau ia membutuhkan semua itu, saya berusaha memberikannya, walaupun jam sudah menunjukkan pukul dua pagi dan saya harus kembali begadang malam itu karenanya, tapi saya tetap melakukan semuanya dengan tulus, saya berusaha menjadi pendengar yang baik dan mencoba memberikan nasihat semampu saya. Dan sangat aneh, setelah acara curhat itu, saya merasakan satu perasaan yang sangat berbeda, saat itu saya merasa saya tidak sendiri di dunia ini.
Hidup di dunia yang sangat kompleks seringkali membuat kita stress, membuat kita berpikir betapa malangnya diri kita, dibebani dengan berbagai masalah, itu juga yang sering saya rasakan. Ditambah lagi berbagai pertanyaan yang juga kerap muncul dalam diri saya, mengenai siapa saya ini, untuk apa saya berada di dunia ini? Ternyata setelah saya memberi, saya dapat merasakan bahwa saya tidak sendiri, ada orang lain yang mungkin justru lebih tidak beruntung dibandingkan saya. Saat kita bisa merasakan hal itu, kita akan lebih bisa menerima kondisi kita dan merasa bersyukur, menyadari kita bukan yang terburuk dan tidak sendirian dalam kesusahan kita.
Bagaimana memberi bisa membawa manfaat bagi si pemberi?
Kita seringkali terjebak dalam pemikiran bahwa dengan memberi saya akan menerima balasannya, dan ini seringkali menjadi alasan kita memberi. Pemikiran ini tidak salah, karena kita tahu hukum karma bekerja sedemikian adanya. Selain itu seringkali memberi dilakukan dengan alasan gengsi semata, untuk mendapatkan nama baik, ataupun dilakukan dengan terpaksa karena diminta oleh orang lain. Walaupun sangat manusiawi dan tidak dapat disalahkan, memberi dengan didasari oleh hal-hal tersebut akan kurang membawa manfaat, dan kita tidak akan dapat merasakan kebahagiaan dari memberi ini secara maksimal. Memberi harus dilandasi dengan niat yang benar agar kita dapat merasakan manfaatnya. Saat memberi kita harus tahu bahwa itu akan meringankan penderitaan makhluk lain dan membawa kebahagiaan buat mereka. Memberi juga harus dilakukan dengan hati yang tulus tanpa mengharapkan balasan apapun. Perasaan yang membebaskan akan dapat kita rasakan saat kita memberi dengan didasari dengan kerelaan dan tanpa berharap apapun dari tindakan kita itu. Memberi yang seperti ini juga membantu kita dalam berlatih mengikis keserakahan dan kemelekatan, dimana harus kita sadari bahwa keserakahan dan kemelekatan seringkali menjadi sumber ketidakpuasan dalam kehidupan ini.
Memberi tidak harus berupa materi.
Seperti sudah dikemukakan di awal, memberi tidak harus berupa materi, jadi tidak usah khawatir bila anda merasa tidak mampu melakukan pemberian berupa materi. Meluangkan sedikit waktu anda untuk seorang teman yang membutuhkan perhatian, menjadi pendengar yang baik saat orang lain butuh tempat untuk curhat, atau sekedar memberikan sedikit ucapan semangat ataupun pujian pada orang lain yang sedang membutuhkannya, semua itu adalah bentuk-bentuk memberi yang seringkali tidak kita sadari. Memberi materi jelas melatih kita untuk melepaskan keterikatan akan materi. Sedangkan memberi pujian ataupun semangat, dapat melatih kita untuk bersikap rendah hati, melepaskan ego dan kesombongan kita yang seringkali merasa lebih dari orang lain. Apapun bentuk pemberian kita, yang terpenting dari memberi adalah ketulusan hati saat melakukannya.
Cobalah anda mulai untuk memberi dengan tulus, dan coba rasakan apa yang anda alami sesudahnya.
Apakah anda dapat merasakan kebahagiaan?
Apakah anda merasakan sesuatu yang membebaskan?
Apakah anda masih merasa sendiri?
~Jen~