Happiness, Happiness…
Where do you reside?
Happiness, Happiness…
Where do you reside?
I’d like to live close by your side. I’ve looked for you far and wide.
Why is it you seem to hide? Why is it you seem to hide?
No need to fly in the sky so high,
No need to seek it with the tears you cry,
You can find me right inside,
Your heart is where I abide.
Itu sepenggal lirik lagu dari CD Audiophile yang baru aja gue beli dua hari yang lalu. Bukan hanya melody-nya saja yang buat gue suka, tapi jauh dari itu gue sangat-sangat menyukai liriknya, karena pas banget dengan kondisi gue saat ini.
Akhir-akhir ini kembali, terlalu banyak pertanyaan yang muncul di otak gue. Kadangkala capek banget idup gue harus ‘mikir’ terus. Entah ini berkah atau musibah, karena untuk hal kecil aja yang gue lihat ataupun alami selalu akan masuk ke otak gue dan jadi sebuah bahan untuk dipikirin. Huft! Pengen banget gue bilang ke otak gue, “Hei stop! Gak usah mikirin hal ini!” Tapi trus gue bingung juga, kenapa? Kenapa? Karena kadangkala hasil pemikiran ini ada gunanya juga buat gue, jadi gue gak bisa ngomong gitu juga. Dan kembali otak ini bertindak semaunya. Haizz!
Sudah hampir sebulanan ini gue ngerasa ada yang salah dalam hidup gue. Entahlah gue gak ngerti salahnya di mana. Gue merasa ada yang ‘kurang’ ataupun ‘gak beres’, dan lebih parah gue mulai mempertanyakan apakah itu ‘bahagia’? Kenapa jadi tiba-tiba gini sih? Kalau ditanya gue juga gak tau jawabnya, gue gak tau ini otak emang suka semaunya sendiri, dan sejauh ini gue cuma mengikuti ke mana dan gimana maunya dia aja. Heh… kalau hanya sekedar lihat tampilan ‘luar’ saja, emang gak ada yang kurang sih, lebih malahan iya, berat badan maksudnya 😛 Tapi ada gak sih yang ngerti maksud gue? Gue cuma ngerasa ‘ADA YANG KURANG!’ tapi kalau ditanya gue juga gak tau jawabnya.
Dan kembali gue udah tau deh yang akan kalian semua bilang, “Loe butuh ‘teman’ untuk berbagi…,” pernyataan klasik yang terdengar sangat membosankan di telinga gue. Tau gak sih, sepanjang sejarah hidup gue, gue ini orang paling ‘pelit’ untuk berbagi ‘cerita dan masalah’ gue. Gue gak bisa dengan sembarangan bicara dengan orang lain soal apa yang gue pikirin, perasaan gue, karena gue merasa gak akan ada orang yang bisa ngertiin gue yang sangat complicated ini. So stop saying like that! I know for sure, that’s not the problem or even the answer! Gue pengen sendiri, gue gak pengen diganggu, gue lelah ‘berhubungan’ dengan dunia…
Dari dulu gue cuma suka berhubungan dengan kertas dan pena, yang mungkin sekarang dah digantikan fungsinya dengan keyboard dan layar monitor. Sahabat sejati gue selamanya, yang bisa menerima gue apa adanya, tempat di mana gue selalu bisa jujur apa adanya, melepaskan topeng-topeng yang seringkali harus gue kenakan dalam menjalani kehidupan ini, yang notabene itu sudah menjadi sebuah ‘tuntutan’. Udah lama banget gue gak menyapa sahabat gue ini, karena lagi-lagi ini otak gak bisa diajak kompromi, terlalu banyak yang dipikirin sampai-sampai tangan gue gak bisa mengerti ke mana ‘mau’ nya dia.
Kembali ke masalah ‘Happiness’ tadi, kalau mau ditulis terlalu banyak ‘teori’ tentang ‘kebahagiaan’ dan kalau gue tulis semua rasanya sampai malam juga gak selesai, karena masing-masing orang bisa berteori soal ini. Tapi gue ngerasa bukan itu semua! Orang bisa bilang bahagia dengan memberi, tapi pertanyaan gue kalau memberi buat loe udah bukan suatu hal yang luar biasa, kalau ‘memberi’ sudah bukan lagi ‘memberi’ apakah loe akan merasa ‘memberi’ itu sebuah kebahagiaan? Gue merasa sudah melalui tahapan ini, tapi ‘tujuan’ itu belum juga gue dapatkan. Bukan gue salah jalan, tapi ‘perjalanan’ memang sepertinya masih jauh dan tidak seperti yang gue pikirkan. Seperti melihat batas cakrawala, gue sudah berada di tempat yang sepertinya sudah di‘batas’ tapi itu bukan, dan gue belum lah ‘sampai’.
Pusing gak loe baca tulisan gue? Udah kalau pusing tinggal aja, gak usah diterusin, jujurnya gue juga gak tau apa yang lagi gue tulis, gue cuma mau keluarin ini semua karena udah terlalu penuh otak gue, memory nya udah gak kuat menampung semua, so musti ada yang di-‘buang-buangin’.Dengan nulis gini bukan berarti gue gak bisa mengontrol diri gue, no no, seperti gue bilang, inilah saat-saat di mana gue paling jujur. Terserah orang menilai gue apa, but this is me, and I don’t care what you think about me!
Happiness, Happiness…
Where do you reside?
Why is it you seem to hide?
If my heart is where you abide,
Why still I can’t live close by your side…?
Jakarta, 5 May 2011
~ Jen ~
Di tengah hujan deras yang mengguyur Jakarta bagian timur, dan tangan yang mulai kaku kedinginan karena jaket yang ketinggalan!
Leave a Reply