Hallo… Ketemu lagi dalam sesi chit chat ala gue kali ini dari Ubud Bali, the island of God. Udah sejak taon 2010, tiap taon gue pasti “pulang” ke Bali. Lucu ya seolah Bali itu kampung halaman gue, padahal kampung halaman gue itu Lampung dan sejak nenek gue meninggal, gue udah jarang pulang ke sana. Taon ini tanpa sengaja gue kembali “pulang” ke Bali dan kebetulan waktu yang gue pilih bertepatan dengan event “Ubud Writers and Readers Festival”. Gue suka nulis, gue sempet punya cita-cita untuk keliling dunia sambil menulis dan sekarang gue lagi coba mulai, nulis blog dari Bali hahaha…
Ok balik ke rencana ke Bali, sebenernya gue pengen nyepi di sini, terbebas sejenak dari kepenatan kota metropolitan Jakarta, terbebas dari rutinitas gue sebagai karyawan yang harus pergi pagi pulang malam karena macetnya Jakarta, sejenak melupakan semua masalah yang ada di pekerjaan gue. So gue ke Bali, sendiri, tapi entahlah memang nasib gue atau ini cara “Tuhan” menunjukkan ke gue, bahwa “Dia” tak pernah “membiarkan” gue sendiri, tiba-tiba aja sepupu gue yang dari Lampung pengen jalan ke Bali. Alhasil, kembali kali ini gue gak berhasil “menyendiri” hihihi…
Karena bertepatan dengan event UWRF2013, gue iseng coba ikut salah satu workshop menulis. Kebetulan juga di event itu ada acara special ‘jalan jalan’ yang dibawakan oleh penulis dari Australia kenalan sahabat gue, so gue iseng dan kembali membeli tiketnya. Harga tiketnya lebih mahal dari workshop, 350ribu rupiah, tapi karena gue beli online dari website, harga pakai dollar kena kurs alhasil jadi sekitar 450rb! Ya sudahlah demi event yang mungkin jarang-jarang gue ikutin.
Workshop sudah berjalan kemarin, ya cukup menarik walaupun pesertanya mayoritas dari luar dan dengan kemampuan kosa kata Inggris gue yang masih standard, agak sulit buat menulis panjang lebar, mungkin kalau itu bahasa Indonesia akan lain cerita, gue udh nyerocos panjang lebar kayak sekarang, hihihi… Tapi overall it’s interesting… Hehehe sok inggris neh… :p
Dan pagi ini jam 8 seharusnya acara event “Jalan Jalan”, gue udah mikir seh kayaknya event ini bakal jalan bukan diem di tempat, walaupun disebutkan acara di salah satu resto di Ubud. Dan… Entah mengapa, karena sudah capek seharian kemaren, kurang tidur juga, pagi-pagi walau alarm sudah bunyi, rasanya males banget untuk bangun. Gue dan sepupu gue masih enak meringkuk di balik selimut. Dan entah kenapa pula rasanya hati ini agak berat untuk pergi cepat-cepat, gue malah nyantai-nyantai sarapan dulu di hotel, jam 8 lewat baru jalan ke lokasi, dan jalan itu cukup jauh, makan waktu 20menit. Waktu tiba di tempat dengan napas yang udah pas-pasan dan badan penuh keringat, ternyata kata penjaga restonya acara sudah mulai, mereka sudah jalan dari jam setengah 8 pagi!
Ok, gue ketinggalan! Dan 450rb gue melayang begitu aja! Tapi apa yang gue rasa saat itu? Ya sudahlah, namanya udah ketinggalan mau gimana lagi. Di dunia ini ada yang namanya “jodoh” kalau pakai istilah agama gue ya “buah karma”, karena gue males-malesan ya udah gue ketinggalan dan resikonya gue kehilangan 450rb sia-sia. Jadi siapa yang harus disalahkan? Gak perlu susah-susah jawabannya ya sudah pasti GUE! Hihihi… Wah kok gue jadi kayak orang pasrah gini ya? Nggak, ini bukan pasrah, tapi gue cuma mengikuti kata hati.
Dan seperti yang selalu gue yakini, ada yang namanya hukum sebab akibat, jadi tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Karena batal acara, untuk beristirahat meluruskan kaki gue yang udah pegel karena jalan jauh, dan seperti sebuah kebetulan (lagi) gue liat ada starbuck, oke akhirnya gue memutuskan untuk mampir dan istirahat sejenak, menikmati kopi dan berpikir untuk menulis. Gak lama handphone gue bunyi, hmmm orang pabrik, gak lama lagi bunyi lagi, orang pabrik lagi, lalu sekali lagi, orang pabrik lagi, alamak, ternyata pabrik nggak jadi libur, dan kalau pabrik nggak libur, artinya gue juga kagak libur zzzz…
So… Gak ada yang kebetulan kan? Kalau gue ikut event gue gak bakal bisa angkat telpon, padahal telpon nya penting. Kalau gue angkat telpon, gue bakal gak konsen ikut event… Jadi alam sudah mengatur ini semua hihihi… Dari gue telat bangun lalu gue yang males-malesan untuk berangkat, ternyata ada maksudnya… Hehehe…
Kalau melihat cerita gue, gue yakin sebagian besar reaksi kalian akan bilang, “ah itu mah loe nya aja, bego aja orang lagi cuti mau angkat telpon, bego aja dah beli tiket males-malesan dateng.” Ya ya itu reaksi yang wajar, dan gue bilang dengan terus terang juga, kalau gue yang dulu juga mungkin akan berpikir begitu, lebih ekstrim malah seharian gue akan menyesali karena udah batal ikut event. Tapi tidak gue yang sekarang. Gue bukan tidak menyesali gagal ikut event, sayang uang yang sudah gue keluarkan, tapi gue saat ini jauh lebih sayang sama diri gue. Orang bijak selalu mengatakan hiduplah saat ini, jadi segala penyesalan itu sudah gue tinggalkan, dan dengan seperti itu gue merasa hidup ini lebih ringan, tidak ada yang membebani diri gue, hati gue juga jadi belajar untuk menerima dengan lapang. Ini bukan hal yang mudah untuk diterima, gue tau, gue pun bisa seperti saat ini setelah melalui perjalanan yang panjang, dan ini pun gue masih merasa belum benar-benar sempurna. Gue sedang dalam proses, gue tau itu, dan gue gak jalan di tempat.
Kembali ke judul tulisan ini ‘Tidak Ada Kebetulan’, ya tidak ada kebetulan di dunia ini, segala masalah, segala kegembiraan dan kesedihan yang gue alami semua tidak ada yang kebetulan. Bagaimana reaksi gue terhadap itu semua adalah yang utama. Sedikit demi sedikit gue mulai mengerti apa yang disebut dengan “upekkha”, “keseimbangan batin” dan gue bisa memahami makna kalimat “good, bad, who knows?”. Semua adalah pelajaran yang gue terima dari “alam” dalam menempuh perjalanan ini. Dan gue tau itu semua menuntun gue untuk sampai ke tujuan…
Ubud – Bali, 14 Oktober 2013
~Jen~
10.54 WITA
Leave a Reply