Banyak orang bilang hidup ini adalah sebuah misteri, karena kita tidak pernah tau apa yang akan terjadi pada kita nanti. Dan bagi sebagian orang yang meyakininya, kita juga tidak pernah tau apa yang sebelumnya terjadi pada kehidupan kita yang lalu. Banyak hal yang mungkin sulit diterima oleh akal manusia waras. Banyak hal juga yang sulit diungkapkan dengan kata-kata bagi sebagian orang yang memiliki berkah untuk sedikit memahami misteri hidup ini.
Kadangkala banyak hal terjadi di luar apa yang pernah kita bayangkan, rasa benci, rasa sayang, yang timbul tanpa satu sebab dan alasan, yang sebenarnya tentunya bukan tanpa sebab, tapi bagi kita yang ‘belum dapat’ memahami, semua itu menjadi sebuah misteri. Di dunia ini tidak ada yang terjadi tanpa sebab, karena hukum alam sebab akibat begitu nyata. Banyak dari manusia menyalahkan ‘Tuhan’ atas ‘ketidakadilan’ yang mereka terima dalam kehidupan ini, terlahir cacat, miskin, dan kekurangan-kekurangan lainnya. Yah, jika hanya melihat satu kehidupan manusia yang relatif singkat, kita akan menyalahkan apa yang diyakini sebagai ‘Sang Pencipta’, ‘tempat’ bagi kita untuk melempar segala kesalahan yang sebenarnya kita perbuat sendiri.
‘Sang Pencipta’ sesungguhnya adalah diri kita sendiri. Segala keburukan dan kebaikan yang kita terima adalah buah dari segala keburukan dan kebaikan yang kita perbuat. Banyak orang takut pada ‘Tuhan’, pada hukuman-Nya jika kita melanggar apa yang diyakini sebagai perintah-Nya. Manusia lupa, jika apa yang mereka yakini bahwa ‘Tuhan’ itu begitu adil, Maha Tahu, Maha Bijaksana, Maha segala-galanya, mengapa lantas dibiarkan-Nya keburukan terjadi di muka bumi yang merupakan ciptaan-Nya juga? Apakah begitu kurang kerjaan-Nya ‘Tuhan’ dengan menciptakan kebaikan namun sekaligus keburukan bagi manusia, dan lantas menjadi ‘penonton’ atas semua yang terjadi? “Tentu tidak! Jelas Tuhan tidak seperti itu! Iblis dan setan lah yang telah menggoda manusia sehingga terjerumus ke dalam dosa dan lantas meninggalkan Tuhan!” Bagus, bagus sekali! Dan kembali manusia ‘menciptakan tempat’ untuk lagi-lagi melempar apa yang sebenarnya menjadi konsekuensi yang harus diterimanya.
Sungguh kasihan ‘Tuhan’, sungguh kasihan ‘setan dan iblis’, yang selalu menjadi ‘sasaran’ atas ‘EGO’ manusia. Lantas salahkah manusia? Benar-Salah adalah hal yang relatif. Patokan ‘Kebenaran’ apa yang akan dijadikan tolok ukur? ‘Kebenaran’ bagi siapa? Daripada meributkan benar dan salah, yang pasti ‘Ketidaktahuan’ lah yang menyebabkan ini semua. Ketidaktahuan manusia atas ‘Kebenaran’ yang sesungguhnya, ketidaktahuan manusia atas misteri hidup ini…
“Tuhan tak pernah tidur”, “Dia” yang “Sadar” telah menemukan “Tuhan” yang sesungguhnya. “Mereka” yang telah terbebas dari “Ketidaktahuan” telah sampai pada “Tuhan”, yang sebenarnya berada begitu dekat dengan kita. Berhentilah mencari ‘Tuhan’, tapi “temukanlah Ia” di dalam dirimu…
“Tuhan tak pernah tidur” maka “Bangunlah!” dan segala misteri dalam hidup ini akan tak lagi menjadi misteri bagimu yang telah sadar…
Selat Panjang, 7 Februari 2014
~Jen~
05.55 am
Leave a Reply