Lima orang anak bermain ‘wishing game’, sebuah permainan dimana setiap anak harus menyebutkan permohonannya dan anak yang memiliki permohonan yang lebih baik dan bisa mengalahkan permohonan-permohonan lainnya akan keluar menjadi pemenang.
Anak pertama mengajukan permohonan, ia sangat ingin bisa makan burger Mc Donald’s karena selama ini ibunya tidak pernah memperbolehkan anak ini untuk makan makanan itu.
Anak kedua mengajukan permohonan, ia ingin memiliki restoran Mc Donald’s sehingga dia bisa memperoleh lebih banyak burger mengalahkan permohonan anak pertama.
Anak ketiga mengajukan permohonan, ia ingin memiliki uang $1 juta sehingga dia bisa membeli tidak hanya burger Mc Donald’s tetapi juga seluruh restoran Mc Donald’s dan masih memiliki cukup banyak uang untuk melakukan hal lainnya. Sebuah permohonan yang jauh lebih hebat dibandingkan dua permohonan sebelumnya.
Anak keempat mengajukan permohonan, ia ingin memiliki 3 permohonan, dimana permohonan yang pertama adalah ia bisa memiliki restoran Mc Donald’s, permohonan kedua ia memiliki uang $1 juta dan permohonan ketiga adalah ia mempunyai 3 permohonan lagi! Hm… tentu saja ini menjadi permohonan yang tiada habisnya dan pastinya menjadi pemenang di antara permohonan sebelumnya.
Lalu apakah permohonan anak kelima yang ternyata bisa mengalahkan empat permohonan sebelumnya?
Anak kelima ini meminta sebuah permohonan dimana ia memiliki hati yang puas dan berkecukupan sehingga ia tidak lagi perlu mengajukan permohonan apapun juga….
Cerita di atas adalah cara paling sederhana yang digunakan oleh Ajahn Brahm dalam menggambarkan apa itu ‘NIBBANA‘.
Kudengar sendiri dari Ajahn Brahm pada acara ‘Dhamma Talk’ @ The Golf – PIK, tanggal 28 Februari 2009 yang lalu.
alo jen….
wah cerita ajahn brahm yach….
saya juga dateng pas acara itu…
cerita yang lucu tapi penuh dengan makna.
Hi Ben…
Iya kamu dateng ya? Sempet foto-foto ya? Hua… aku gak sempet tuh… cuma bisa foto Ajahn-nya aja hehehe….
wah bagus dan menarik ceritanya, tapi hehehe… kurang lengkap penjelasannya… kenapa seperti itu nibbana? ada apakah? persamaannya dibagian mana? mohon dijelaskan ya^^ terima kasih
-vip-
Hi Vidyaputra,
Hm… saya hanya berusaha menuliskan apa adanya seperti yang saya dengar. Sebenarnya dalam pembahasan sebelumnya sudah disampaikan oleh Ajahn Brahm mengenai ‘contented heart’ atau hati yang berkecukupan, hati yang merasa puas. Cerita ‘wishing game’ disampaikan sebagai penutup, dengan penjelasan: “This story is the simple way that I used to describe Nibbana”
Saya tidak berusaha menambah ataupun mengurangi yang saya dengar supaya masing-masing orang bisa ‘menemukannya’ sendiri.
Tapi kalau ditanya pemahaman saya untuk cerita itu, pengertian dari “Nibbana” adalah pada point terakhir: hati yang merasa puas dan tidak lagi memerlukan permintaan apapun. “Nibbana“adalah kondisi dimana tiada lagi keinginan, tiada lagi kekhawatiran, rasa takut dan kehilangan yang disebabkan oleh adanya keterikatan. Kondisi itu terealisasi saat kita sudah menyadari bahwa tiada ‘aku’….
Mungkin itu pemahaman yang bisa saya tangkap mengenai “Nibbana” dan saya rasa masing-masing orang bisa memiliki pemahaman yang berbeda-beda.
Mungkin kamu punya pemahaman sendiri dari cerita itu, bisa dishare juga… ☺
Karena “Nibbana” memang hanya bisa dirasakan sendiri jadi mungkin karena itu pula Ajahn Brahm tidak memberikan penjelasan lebih jauh atas ceritanya, supaya masing-masing kita bisa ‘menemukan’ sendiri.
Cerita itu hanya untuk membantu kita memahami apa itu “Nibbana”, tapi tetap seperti apa itu “Nibbana” haruslah kita sendiri yang mengalaminya baru kita bisa tahu…
With Mettã,
Jen