Banyak yang bilang, orang baik itu hampir tidak ada bedanya dengan orang bodoh. Entahlah sampai sekarang aku masih belum berani untuk menilai apakah statement itu benar atau salah, karena bagiku segala sesuatu itu sangatlah relatif, tergantung dari situasi, kondisi, tempat, waktu dan banyak hal lainnya. Menjadi orang baik itu tidak mudah menurutku, tapi jadi orang bodoh jauh lebih mudah dan lebih sering kita lakukan. Kadangkala aku berpikir apa sih yang sering membuat orang beranggapan kalau orang baik itu cenderung bodoh? Mungkin karena kebaikan seseorang, seringkali ia jadi dimanfaatkan, dan karena itu orang menilainya bodoh? Entahlah, kembali menurutku semuanya itu relatif.
Aku sendiri bukan seorang malaikat yang baik hati, tetapi dalam hidup ini aku berusaha untuk menjadi orang baik. Aku menyadari dan mengalaminya sendiri, kadangkala kebaikanku memang seringkali dimanfaatkan oleh orang lain. Cukuplah aku sendiri yang tahu akan hal itu, dan memang sudah menjadi pilihanku untuk tetap melakukannya, sehingga aku bukannya bodoh, tetapi karena memang aku ingin berbuat baik saja. Sebab bagiku berbuat baik bukanlah karena aku ingin mendapatkan pujian, bukan karena itu… melainkan karena aku tahu disakiti itu tidak menyenangkan, karena aku tahu dibohongi itu mengesalkan, dan karena aku tahu menjadi orang baik itu adalah sebuah latihan buatku…
Masalah menjadi orang baik ini, aku rasa semua agama mengajarkannya. Kalau diteliti lebih jauh, banyak kisah orang suci yang berbuat baik, saking baiknya malah, sampai-sampai jadi dinilai bodoh, karena tak jarang mereka mengorbankan dirinya sendiri demi kepentingan orang ataupun makhluk lain yang bukan siapa-siapa mereka, dan bahkan sebaliknya yang sudah menyakiti mereka. Tetapi aku menyadarinya, bagi mereka yang melakukan kebaikan sedemikian rupa, adalah karena rasa cinta kasih yang begitu besar, sebuah pengorbanan yang tidak dapat dinilai dengan apapun juga, yang bagi mereka apa yang dilakukan bukanlah apa-apa, hanya merupakan sebuah bentuk latihan untuk penyempurnaan diri.
Dalam kehidupan di dunia saat ini, sulit sekali menemukan orang-orang seperti itu, karena hidup kadangkala menuntut manusia untuk bersikap egois, yang seringkali pun sebenarnya hal ini hanyalah dalih dan pembenaran semata. Bagi manusia yang masih menggenggam erat ‘aku’, cenderung untuk mendahulukan kepentingan ‘aku’ dibanding memiliki rasa belas kasihan ke orang lain, ataupun hanya sekedar untuk memikirkan kepentingan orang banyak.
Tetapi memang kita juga tidak bisa menuntut orang-orang untuk menjadi baik hingga rela berkorban sampai sedemikian rupa, karena segala tindakan itu seharusnya dilandasi dengan kebijaksanaan. Dan sebenarnya semua itu balik lagi ke yang namanya pilihan. Menjadi orang baik itu sebuah pilihan, sementara menjadi orang bodoh itu lebih karena nasib dan keadaan. Kebanyakan orang mengira si baik hati ini bodoh sekali, tetapi sebenarnya seringkali itu memang pilihannya untuk menjadi baik hati, dilandasi oleh kesadaran, cinta kasih dan ketulusan, sehingga sesungguhnya kita tidak bisa mencapnya sebagai orang yang bodoh, walau bagi orang yang melihat hanya ‘luar’ nya saja akan menganggap demikian.
Orang bodoh sendiri kalau menurutku adalah mereka yang memang sesungguhnya tidak memahami dan mengetahui apa yang mereka lakukan. Mereka hanya ikut di dalam arus tanpa tahu untuk apa, untuk siapa, dan mengapa. Mereka tidak tahu tujuan mereka, dan hanya ‘mengikuti’ maunya orang lain.
Ternyata memang benar sekali kata pepatah, dalamnya laut bisa diduga, tapi hati orang siapa yang tahu? Kita tidak pernah tahu maksud dan pemikiran orang lain, begitu banyak orang munafik di dunia ini. Banyak yang tampak baik di luar tetapi tidak demikian sesungguhnya, sementara yang lainnya tampak begitu bodoh tetapi sesungguhnya mereka hanya berusaha menjadi orang baik. Ya semua adalah pilihan masing-masing orang, dan kita seharusnya menghargai itu. Semua orang punya tujuan dalam hidupnya yang ditempuh dengan caranya masing-masing. Cara-cara yang kadangkala mungkin ‘membodohi’ orang lain, cara-cara yang kadangkala merugikan dan menyakiti orang lain. Tetapi kembali lagi semua itu sangat relatif, baik-buruk, jahat-baik, bodoh-pintar, tergantung sudut pandang yang menilai. Apapun itu, biarlah setiap orang bertanggung jawab atas apa yang mereka perbuat…
Jadi, apakah orang baik itu bodoh? Anda tidak akan pernah tahu…
Jakarta, 28 Oktober 2009
~Jen~
Terserah deh apa kata orang, yang penting jalani karma masing2. Cuek aja gitu logh.
setuju c, bisa dibilang bodoh kalau dia ngak tau apa yang dilakukan bahkan sampai menyakiti diri sendiri; tapi kalo dengan penuh kesadaran dikerjakan menurut saya ngak ada salahnya…
mengenai penilaian orang sih, setuju ama wilchan – cuek aja…toh jadi baik itu hal yang baik…
Vip/Wilchan,
Yup ini bukan masalah ‘kita’ yang perduli dengan omongan orang, tetapi masalahnya kita juga tidak bisa seenaknya ‘men-judge’ orang lain bodoh, coz we never know the reason, that’s the point… 🙂
Mungkin peristiwa kebetulan.. setelah tahunan ga sengaja ngebaca tulisan anda ini lagi.
Kerelatifan sudut pandang.
Ini tulisan yg bagus.
Terima kasih sudah mampir dan membaca blog saya 🙂